Nasi tumpeng merupakan warisan kebudayaan yang dipercaya untuk disajikan ketika perayaan baik. Selain itu di zaman dulu, sajian tumpeng ini dianggap sebagai simbolis ataupun ritual. Tumpeng dianggap telah menjadi bagian tak terpisahkan dengan kehidupan masyarakat Indonesia terutama dalam memperingati sebuah momen maupun peristiwa penting.
Tradisi tumpeng diyakini berasal dari Jawa dan sering digunakan ketika acara selametan. Dibalik itu semua tumpeng juga memiliki nilai-nilai yang bersifat filosofis. Ya, tumpeng memiliki makna yang mendalam tentang hubungan manusia baik itu dengan Tuhan ataupun alam dan sesama.
Memaknai Hubungan Tumpeng dengan Agama dan Ketuhanan
Seperti yang diketahui tumpeng berbentuk kerucut dengan titip pusatnya berjumlah satu ada di puncak. Hal ini melambangkan gunung Mahameru yang diyakini sebagai konsep alam semesta pada agama Hindu Buddha. Banyak yang menyebutkan bahwa asal muasal dari bentuk tumpeng ada pada mitologi Hindu yaitu cerita Mahabarata.
Dalam kepercayaan Hindu, gunung merupakan awal kehidupan oleh sebab itu gunung amat sangat dihormati. Dalam kisah Mahabarata diceritakan terdapat gunung Mandara yang di bagian bawahnya mengalir air kehidupan. Diyakini yang meminum air pegunungan tersebut akan memperoleh keselamatan.
Hal inilah yang menjadi dasar keberadaan tumpeng pada acara selametan. Jadi bagi penganut Hindu, gunung yang digambarkan sebagai Mahameru ini merupakan representasi sistem kosmos atau alam raya. Sementara puncak tumpeng tersebut dilambangkan sebagai Tuhan yang merupakan penguasa kosmos.
Hal tersebut menjelaskan pada acara selametan, tumpeng ini dikaitkan sebagai wujud syukur, persembahan serta penyembahan kepada Tuhan. Selain dari cerita penganut Hindu, tumpeng juga dipengaruhi dari kepercayaan masyarakat Jawa atau yang disebut dengan kejawen.
Pada kepercayaan masyarakat Jawa, gunung juga dianggap sebagai tempat sakral. Hal tersebut karena gunung sering dikaitkan dengan langit dan surga. Bentuk tumpeng ini memiliki makna menempatkan Tuhan di posisi puncak yang merupakan penguasa alam.
Selain itu sama halnya dengan kepercayaan agama Hindu, bentuk kerucut atau gunungan ini melambangkan simbol awal dan akhir. Artinya manusia itu awalnya diciptakan oleh Tuhan dan nantinya pasti akan kembali lagi pada Tuhan. Konon katanya alam semesta ini awalnya berbentuk pipih melingar layaknya cakram.
Lingkaran tersebut berpusat pada gunung Mahameru yang memiliki tinggi 1,3 juta km. Puncak gunung Mahameru tersebut diketahui dikelilingi benda langit seperti bulan, bintang bahkan matahari. Oleh karena itu inilah alasan mengapa gunung dianggap sangat sakral bahkan dianggap memiliki nilai mistis.
Pada tumpeng ini tidak hanya bentuknya saja yang memiliki makna seperti disebutkan di atas. Warna yang ada pada nasi tumpeng juga memiliki makna tersembunyi. Terdapat dua warna yang mendominasi nasi tumpeng di antaranya putih dan kuning tergantung nasi yang akan digunakan.
Berdasarkan pengaruh ajaran Hindu, warna putih diasosiasikan sebagai Dewa Indra yang merupakan Dewa Matahari. Matahari diketahui sebagai sumber kehidupan yang memiliki cahaya putih. Tidak hanya itu, dalam banyak agama putih juga melambangkan kesucian.
Sementara warna kuning melambangkan rezeki atau kemakmuran. Keseluruhan dari makna tersebut baik dari segi warna maupun bentuk tumpeng diyakini sebagai bentuk rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.
Contoh Jenis Tumpeng dengan Makna Masing-masing
Selain sejarah filosofis tentang tumpeng, berikutnya terdapat beberapa contoh jenis tumpeng yang memiliki makna masing-masing. Apa saja itu simak informasi di bawah ini.
– Tumpeng Duplak
Jenis tumpeng pertama disebut tumpeng Duplak. Jenis tumpeng ini memiliki keunikan bentuk yang berbeda dari biasanya.
Jadi bentuk tumpeng ini puncaknya dibuat dengan bentuk cekung layaknya posisi tangan saat berdoa. Tumpeng Duplak memiliki makna dibuat supaya keinginan ataupun harapan dari si pemilik hajat bisa dikabulkan.
Baca juga : Alasan Nasi Tumpeng Selalu Menjadi Sajian Utama
– Tumpeng Punar
Jenis tumpeng selanjutnya disebut tumpeng Punar. Tumpeng ini biasa digunakan supaya kehidupan keluarga menjadi cerah. Contoh penggunaan tumpeng ini yaitu untuk menyambut kehadiran anak.
– Tumpeng Kendhit
Selanjutnya ada tumpeng Kendhit, tumpeng ini diketahui dibuat ketika si pemilik hajat meminta jalan keluar terhadap segala ancaman yang dihadapi. Jadi orang zaman dahulu atau masyarakat Jawa yang masih meyakini tumpeng ini digunakan ketika seseorang mengalami kesulitan hidup hingga memohon keselamatan terhadap ancaman dari roh jahat.
– Tumpeng Among-among
Selanjutnya tumpeng among-among memiliki makna sebagai syarat untuk meminta perlindungan dari Tuhan. Jika berdoa saja sudah cukup dengan memohon segala perlindungan namun tetap saja sebagai syarat dalam doa tersebut bisa menggunakan tumpeng ini, contohnya memohon keselamatan anak cucu dan lain sebagainya.
– Tumpeng Robyong
Kata robyong berasal dari diobyong-obyong atau maksudnya dikelilingi sanak saudara tercinta. Tumpeng Robyong biasa dihidangkan ketika upacara siraman pada pernikahan adat Jawa.
Tumpeng ini biasanya akan diletakkan dalam bakul dan berisi berbagai macam sayuran. Lalu pada bagian puncak tumpeng ini akan diletakkan lauk pendamping seperti telur, bawang merah, cabai hingga terasi.